UJI ASUMSI KLASIK MENGGUNAKAN SPSS

Assalamualaikum semuanya...,
Kemarin ada yang reques tentang Uji regresi berganda dengan disertai gambarnya. Ini berbeda dengan artikel Uji Regresi berganda & Uji Asumsi Klasik Menggunakan SPSS yang aku posting kemarin belum disertai gambar. Setelah saya revisi, akhirnya saya kasih beserta gambarnya.
Sementara untuk melihat Uji Regresi Berganda Menggunakan SPSS silahkan Klik disini

UJI ASUMSI KLASIK MENGGUNAKAN SPSS

Asumsi-asumsi pokok dalam regresi berganda harus dipenuhi agar nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi klasik yang memungkinkan pendeteksian pelanggaran asumsi tersebut. Beberapa pelanggaran asumsi adalah sebagai berikut: 

1. Multikolinieritas (antar variabel independen ada korelasi)
  • Jika korelasi antar variabel independen lebih kecil daripada koefisien determinasi (R2) maka tidak terjadi multikolinieritas (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Untuk melihat korelasi antar variabel independen, dengan melihat nilai Pearson Correlation antar variabel pada tabel Correlations dalam output uji regresi. 
2. Heteroskedastisitas (varians atau residu tidak konstan)
  • Jika pada scatter plot tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
  • Jika korelasi rank Spearman lebih kecil daripada nilai t-tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Nilai t-tabel dilihat dengan cara melihat tabel distribusi t-student dengan df=n-k (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel) dan tingkat signifikansi 5% untuk uji dua arah sedangkan cara melakukan uji rank Spearman adalah sebagai berikut (Santoso,2001):
a. Klik Analyze > Correlate > Bivariate
b. Pengisian:
  • Variable: klik semua variabel yang akan diuji korelasinya.
  • Correlation Coefficient: pilih Spearman.
  • Test of Significance: pilih Two-tailed.
  • Tetap pada default flag significant correlations à untuk menampilkan tanda untuk tingkat signifikansi 5% dan 10% pada output.

c. Klik OK.

3. Autokorelasi (antar data pengamatan berkorelasi)
  • Jika nilainya berada di antara -2 dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi.

REFERENSI
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 

Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik secara Profesional. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. 

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Buku 2. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.