PERUSAHAAN
DIGITAL: E-BUSINESS
PENDAHULUAN
E-bisnis (E-business)
adalah pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan
produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan
pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi,
komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. E-business meliputi semua hal
yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk
melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen.
E-bisnis juga diartikan sebagai penggunaan internet dan teknologi digital
lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan manajemen organisasi. (Kenneth C.
Laudon dan Jane P. Laudon). E-business menggunakan teknologi elektronik
utamanya adalah internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang
dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah terlihat adalah pembelian barang
secara online baik retail maupun grosir. Menurut O’Brien e-bussines adalah penggunaan
teknologi internet untuk menghubungkan dan memperkuat prosesproses bisnis,
perdagangan elektronis (e-commerce) dan komunikasi serta kolaborasi antara
sebuah perusahaan dengan para pelanggan, pemasok dan mitra kerja bisnis elektronis
lainya.
Merupakan suatu
realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM (Usaha Mikro, Kecil,
Menengah) adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut
hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian
nasional. UMKM juga merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Itu artinya, usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari satu milyar, dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar, serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun, memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini.
ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Itu artinya, usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari satu milyar, dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar, serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun, memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
E-Business[1]
E-business adalah
istilah yang lebih umum dari e-commerce karena tidak hanya mengarah pada
aktivitas membeli dan menjual melainkan melayani konsumen dan bekerja sama
dengan rekan-rekan bisnis lainnya atau dengan kata lain e-business merupakan
interaksi dengan rekan-rekan bisnis. Fungsi dari e-business yaitu untuk
mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human
resource managemen. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat
penting pada e-business.
Secara keseluruhan,
e-commerce dapat digambarkan sebagai penggunaan internet dan Web untuk
transaksi bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya
transaksi komersial antara organisasi dan individu.
Di sisi lain, e-bisnis
dapat digambarkan sebagai proses digital yang memungkinkan proses transaksi
dalam perusahaan, melibatkan sistem informasi di bawah kontrol yang kuat.
Selain itu, aplikasi e bisnis bisa turun menjadi e commerce ketika sebuah pertukaran
nilai terjadi.
B. Security
Dalam E-Business
Security Beberapa
metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines yaitu
Kriptografi Public Key yang merupakan sistem asimetris (tidak simetris)
menggunakan beberapa key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi
data dan private key untuk dekripsi data. Public key disebarkan ke seluruh
dunia sementara private key tetap disimpan. Siapapun yang memiliki public key
tersebut dapat mengenkripsi informasi yang hanya dapat dibaca oleh seseorang
yang memiliki private key walaupun kita belum pernah mengenal bahkan tidak tahu
sama sekali siapa yang memiliki public key tersebut.
C. Aplikasi
Dss e-Business[2]
1. Aplikasi
Pendukung E-business
·
Menggunakan
sistim informasi untuk mendukung pembuatan keputusan bisnis telah menjadi salah
satu daya dorong utama penggunaan teknologi informasi dalam dunia bisnis.
Bagaimanapun, revolusi e-commerce yang dihasilkan oleh Internet dan Website se
Dunia (WWW), diharapkan meningkatkan informasi dan penggunaan sistem pendukung
keputusan bagi karyawan perusahaan, para manajer, pelanggan, para penyalur, dan
mitra bisnis lainnya.
·
Tayangan ini
menyoroti beberapa aplikasi utama pendukung keputusan e-business yang
customized, diselaraskan, dan Web-enabled untuk digunakan dalam kegiatan
e-business dan e-commerce.
·
Aplikasi
Pendukung Keputusan E-Business ini saat ini dibuat dengan cepat dan akan segera
tersedia tersedia bagi karyawan, para manajer, pelanggan, para penyalur, dan
mitra bisnis lainnya dari suatu perusahaan yang tergabung dalam jaringan
e-business.
2. Jenis
Keputusan dalam e-Business: Informasi Struktur Keputusan Tak terstruktur
Semi-terstruktur Terstruktur
3. Jenis
Keputusan dalam e-Business
·
Agar kegiatan
e-business dan e-commerce berhasil, perusahaan memerlukan sistim informasi yang
dapat mendukung berbagai kebutuhan informasi dan dukungan dalam pengambilan
keputusan bagi para profesional bisnis yang berbeda-beda. Jenis informasi yang
diperlukan oleh pembuat keputusan di dalam suatu perusahaan secara langsung
berhubungan dengan tingkatan manajemen dan strukturnya di dalam berbagai
situasi yang memerlukan adanya keputusan tertentu.
·
Perencanaan dan
Pengendalian Strategis . Para eksekutip Puncak mengembangkan tujuan organisasi
secara keseluruhan , strategi, kebijakan, dan sasaran hasil melalui perencanaan
strategis jangka panjang. Mereka juga memonitor pencapaian organisasi yang
strategis dan arah keseluruhannya. Sebagai hasilnya, mereka secara khas
dilibatkan dalam membuat keputusan yang tidak tersusun, yaitu keputusan di mana
belum ada prosedur untuk membuat keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya.
·
Perencanaan dan
Pengendalian Taktis . Para manajer Pertengahan mengembangkan rencana dan
anggaran jangka pendek dan menengah serta menetapkan kebijakan , prosedur, dan
sasaran hasil untuk subunit dalam organisasi Mereka juga memperoleh dan
mengalokasikan sumber daya dan memonitor pencapaian dari subunit organisasi di
departemen, divisi, dan kelompok kerja lainnya. Karenanya, para manajer ini
membuat keputusan yang lebih semi-structured di mana hanya sebagian dari
prosedur keputusan dapat ditetapkan di depan.
·
Perencanaan dan
Pengendalian Operasional . Para manajer pengawasan mengembangkan alat
perencanaan jangka pendek seperti jadwal produksi. Para penyelia adalah para
manajer digaris terdepan yang mengarahkan kegiatan para karyawan bukan
manajemen. Kebutuhan Sistem Informasi bagi mereka sering dihubungkan dengan
kegiatan pengolahan, monitoring, dan evaluasi phisik dari produk.
·
karena itu, keputusan mereka menjadi lebih
tersusun; yaitu; pola atau prosedur pembuatan keputusanan dapat ditetapkan di
depan.
4. Jenis
Laporan dalam Sistem Informasi Manajemen Laporan Terjadwal Secara Periodik
Laporan Pengecualian Laporan Permintaan Dan Tanggapan Pelaporan Dorong Major
Management Information Systems Reports
5. Jenis
Pelaporan dalam SIM
·
Konsep Sistem
Informasi Manajemen, juga disebut Sistem Pelaporan Informasi , adalah bentuk
awal dari Sistem Pendukung Manajemen. SIM menghasilkan produk berupa informasi
yang banyak mendukung kebutuhan pengambilan keputusan sehari-hari dalam
organisasi.
·
Empat alternatif
utama bentuk pelaporan meliputi:
·
Laporan Berkala
Terjadwal : Format yang tradisional ini menyediakan informasi bagi para manajer
dengan menggunakan suatu format tertentu (prespecified) yang dirancang
sedemikian rupa agar selalu tersedia informasi bagi para manajer secara
reguler/teratur.
·
Contoh : laporan
analisa penjualan mingguan dan laporan keuangan bulanan.
·
Laporan
Perkecualian . Laporan Ini dihasilkan apabila suatu kondisi spesifik/tertentu
terjadi. Sistem Informasi dirancang untuk menghasilkan suatu laporan
perkecualian ketika suatu proses melampui beberapa parameter yang ditentukan
dan memerlukan tindakan manajemen.
·
Laporan
Perkecualian mengurangi beban informasi yang terlalu berat . Mereka juga
mempergunakan Manajemen Berdasarkan Penyimpangan- - campurtangan dari manajemen
hanya ketika perlu membuat keputusan
·
Laporan
Berdasarkan Permintaan . Menyediakan informasi kapan saja seorang manajer
memerlukannya. Contoh , bahasa query dari DBMS dan generator laporan
memungkinkan para manajer pada stasiun-kerja online untuk mendapat/kan
tanggapan secara cepat/segera atau mengirimkan informasi sesuai permintaan
mereka .
·
Laporan yang
bersifat mendesak : Banyak perusahaan saat ini menggunakan perangkat lunak “
webcasting” untuk memilih laporan dan informasi yang akan disebarkan melalui PC
para manajer dan spesialis yang tergabung dalam intranets perusahaan. Dengan
cara ini, informasi didorong/dipaksa masuk kedalam suatu jaringan stasiun-kerja
para manajer..
6. Pengolahan
Analitis secara Online OLAP Server Database Multidimensi Corporate Databases
Client PC
• Spreadsheet
• Paket Statistik
• Software OLAP berbasis Web
Data ditelusuri dari
database korporat dan Dimasukkan dalam database multidimensi OLAP Untuk
penelusuran oleh sistem depan-akhir(front-end)
• Database Operasional
• Data Marts
• Gudang Data
7. Pengolahan
Analitis secara On-line
·
Pengolahan
Analitis secara Online ( OLAP) adalah suatu kemampuan manajemen, pendukungan
keputusan, dan sistem informasi eksekutif yang memungkinkan para manajer dan
analis untuk secara interaktip menguji dan menggerakkan sejumlah besar data
yang terpadu dan terperinci dari berbagai perspektif .
·
Dasar Operasi
Analitis meliputi:
·
Konsolidasi. Ini
melibatkan kegiatan pengumpulan data. Menjadi sangat sederhana untuk melakukan
roll-ups atau pengelompokan suatu data yang saling berhubungan secara kompleks.
Sebagai contoh, data penjualan suatu kantor dapat digulung (roll-ups) ke
penjualan suatu daerah dan data penjualan daerah digulung (roll-ups) ke
penjualan wilayah.
·
Drill-Down .
OLAP dapat juga melakukan kebalikan dari konsolidasi dan secara otomatis akan
menampilkan data yang terkonsolidasi secara terperinci. Sebagai contoh ,
penjualan yang tersusun berdasarkan produk atau individu penjual yang meliputi
suatu daerah penjualan dapat diakses dengan mudah.
·
Mengiris dan
Memotong. Mengacu pada kemampuan untuk melihat isi database dari sudut pandang
yang berbeda. Sebagai contoh , satu irisan suatu database mungkin menunjukkan
semua penjualan suatu produk di dalam daerah. Irisan lain mungkin menunjukkan
semua penjualan oleh suatu saluran penjulan. Dengan tersedianya alternatif dari
berbagai perspektif secara cepat, fasilitas mengiris dan memotong memungkinkan
para manajer untuk mengisolasikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan.
8. Sistem
Penunjang Keputusan What If-Analysis Sensitivity Analysis Goal-Seeking Analysis
Optimization Analysis Important Decision Support Systems Analytical Models
9. Sistem
Penunjang Keputusan
·
Sistem Pendukung
Keputusan ( SPK) adalah sistem berbasis-komputer yang menyediakan dukungan
informasi interaktip bagi para manajer dan para profesional bisnis untuk
pembuatan keputusan yang tidak tersusun dan semi-structured. Tidak sama dengan
sistem informasi manajemen, DSS bersandar pada basis model.
·
Suatu basis
model : adalah suatu komponen perangkat lunak yang terdiri dari model yang
menggunakan prosedur perhitungan dan analitis yang menyatakan hubungan antar
variabel secara mathematis . Ada berbagai jenis DSS basis model analitis.
a. Analisis
What-If . Pemakai akhir membuat perubahan variabel, atau hubungan antar
variabel, dan mengamati hasil dari perubahan tersebut terhadap nilai dari
variabel yang lain.
b. Analisis
Kepekaan . Suatu jenis khusus dari analisa What-if di mana hanya satu nilai
variabel yang diubah berulang-kali, dan menghasilkan perubahan pada variabel
lain diamati.
c. Analisis
Mencapai tujuan(Goal-Seek) : Dilakukan pengamatan bagaimana perubahan di dalam
suatu variabel mempengaruhi variabel lain, analisa mencapai tujuan menetapkan
suatu target nilai untuk suatu variabel, dan kemudian variabel lain
berulang-kali berubah sampai target nilai tercapai.
d. Analisis
Optimisasi . Suatu model mempunyai tujuan yang lebih rumit. Sebagai ganti dari
pengaturan suatu target nilai tertentu untuk suatu variabel, Tujuannya adalah
untuk menemukan suatu nilai jumlah optimum untuk satu atau lebih variabel
target, dalam suatu batasan tertentu. .
10. Portal
Informasi Perusahaan dan SPK Enterprise Information Portal Gateway Enterprise
Information Portal User Interface Search Agents OLAP Data Mining Knowledge
Management Database Management Functions Data Mart Other Business Applications
Operational Database Analytical Database Knowledge Base DSS What-If Models
Sensitivity Models Goal-Seeking Models Optimization Models Internet Intranet
Extranet
11. Portal
Informasi Perusahaan dan SPK
·
Pengintegrasian
pada berbagai platform adalah salah satu sasaran utama dari kegiatan e-business
saat ini. Seperti ditunjukkan dalam gambar diatas, paket DSS yang lebih baru
tidak hanya mampu untuk berjalan dibawah platform komputer yang berbeda-beda,
tetapi juga dapat terintegrasi dengan sumber daya data perusahaan, termasuk
database operasional, pasar data, dan gudang data.
·
Paket ini tidak
lagi dibatasi oleh klasifikasi masukan dan tanggapan, tetapi dapat juga
menggunakan sistem data visualisasi untuk menghadirkan data yang kompleks yang
menggunakan bentuk gambar tiga dimensional yang interaktip. Hal ini pada
gilirannya akan membantu para pemakai menemukan pola dan hubungan antar
variabel pembuatan keputusan yang lebih cepat dan lebih mudah.
·
Sebagaimana
diuraikan dimuka, sasaran e-business saat ini adalah untuk menyediakan
informasi bagi seseorang yang memang memerlukan , kapan saja, dan di mana saja
mereka berada. Semakin banyak perusahaan yang mengembangkan Pintu Gerbang
(Portal) Informasi Perusahaan untuk menyediakan akses informasi melalui web.
Bila berhasil diimplementasikan, pintu gerbang ini akan menyediakan suatu alat
penghubung yang universal bagi kedua-duanya, sebagai pengetahuan/knowledge
perusahaan] dan peralatan untuk pengambilan keputusan seperti halnya perlatan
lainnya.
D. Evolusi
Electronic Business di Perusahaan [3]
Secara alami, perusahaan konvensional yang berniat
untuk mengimplementasikan E-Business biasanya akan melalui tahapan evolusi.
Perubahan secara perlahan-lahan merupakan suatu kewajaran karena selain
manajemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih
ingin melihat seberapa “visible” medium internet dimanfaatkan untuk
meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas dari
perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan
E-Business (Hartman, 2000) seperti:
1.
Brochurware
Pada
tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk
berpromosi (marketing). Istilah “brochurware” sendiri memiliki makna
dipergunakannya internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik.
Jenis-jenis informasi standar yang biasa diletakkan dalam situs perusahaan
adalah: profil perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang ditawarkan,
nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain sebagainya. Pada dasarnya yang terjadi pada tahap ini adalah
dipergunakannya internet sebagai medium komunikasi satu arah, dimana para calon
pelanggan dapat melakukan pencarian (browsing) informasi sehubungan dengan
seluk beluk perusahaan melalui fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
2.
Customer
Interactivity
Sesuai
dengan namanya, pada tahapan berikut perusahaan mulai mengembangkan kemampuan
aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah (dialog)
antara perusahaan dengan para konsumennya (atau calon pelanggan). Contohnya
adalah fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para pelanggan untuk
secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan bagian customer
service perusahaan secara real time, atau yang lebih canggih lagi melalui
fasilitas multimedia semacam tele conference yang memungkinkan seorang
pelanggan untuk bertatap muka dengan manajemen perusahaan melalui kamera.
Prinsip yang dikembangkan di sini adalah untuk menciptakan relasi atau hubungan
interaktif dengan konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan aspek kepuasan
dan loyalitas pelanggan. Yang perlu dicatat adalah, secara internal perusahaan,
terkadang dibangun pula suatu mekanisme yang memudahkan para karyawan
(manajemen dan staf) untuk melakukan komunikasi efektif (interaktif) melalui
penggunaan teknologi informasi. Contohnya adalah penerapan konsep intranet dan
groupware sebagai sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
3.
Transaction
Enabler
Tahap
selanjutnya adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya
transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce). Paling tidak terdapat dua
jenis transaksi bisnis yang umumnya terjadi. Jenis pertama adalah mekanisme
pembelian produk atau jasa oleh konsumen melalui internet. Aktivitas
perdagangan seperti pemilihan barang melalui katalog, penawaran harga, sampai
dengan pembayaran semuanya dilakukan melalui fasilitas yang tersedia di situs
perusahaan. Jenis transaksi kedua adalah yang terjadi antara perusahaan dengan
rekanan bisnisnya. Contoh klasiknya adalah pembelian barang-barang yang
dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu infrastruktur teknologi
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok barangnya (supplier).
4.
One-to-One
Relationship
Pengembangan
infrastruktur E-Business selanjutnya adalah untuk menuju kepada apa yang diistilahkan
sebagai “One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang memungkinkan terjadinya
transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadi di sini
adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang
memungkinkan masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan
individu lain secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah dalam bisnis
perlelangan atau penjualan mata uang (money changer). Dampak dari mekanisme
perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang konsumen untuk
memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen-konsumen lainnya.
5.
Real Time
Organizations
Pada
tahap kelima ini yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh
transaksi telah diambil alis secara otomatis oleh komputer. Secara real time
calon penjual dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan
transaksi saat itu juga. Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah
dapat dikonsumsikannya produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika
pembayaran melalui kartu kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang
bersangkutan. Aplikasi yang kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan
sebuah perusahaan yang telah mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam
ini.
6.
Communities of Interests
Tahap
terakhir dalam evolusi E-Business adalah kemampuan perusahaan dalam membentuk
sebuah komunitas di dunia maya, yang terdiri dari para konsumen dan rekanan
bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di internet. Hubungan
antara perusahaan dengan konsumen, content partners, advertisers, dan komunitas
lainnya akan menciptakan berbagai model bisnis baru yang selanjutnya akan
menjadi sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi
perusahaan dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan E-Business sangat
ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai.
Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan
harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka
yang ingin menerapkan E-Business dengan “aman” dan “terkendali”, alur
pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Memiliki situs web
perusahaan bagi sebagian orang dianggap merupakan langkah dalam mewujudkan e-business bagi suatu usaha.
Dan wajar pula bila kemudian situs web tersebut direncanakan untuk dikembangkan
dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk pada akhirnya menjadi sebuah
sistem yang mampu melakukan transaksi ataupun kegiatan bisnis lainnya, karena
situs web perusahaan atau homepage bagi perusahaan hanyalah tahapan paling awal
dari suatu skenario panjang untuk bertransformasi menjadi suatu sistem
e-business. Dan, proses transformasi sebuah situs web statis yang hanya
merupakan bentuk digital company profile perusahaan menjadi sebuah sistem
e-business yang handal, seringkali bukanlah hal yang sederhana.
Sudah saatnya bagi para
pemain dan pelaku bisnis yang mulai memasuki arena pertempuran e-business untuk
lebih kreatif dan jeli dalam menyediakan dan menawarkan produk dan jasa mereka
dengan bantuan teknologi internet ini. Transformasi dari bisnis konvensional ke
digital bukan hanya sekedar menggunakan teknologi canggih, tetapi jauh lebih
penting adalah nilai tambah yang dapat dihasilkan dengan penggunaan teknologi
internet. Dengan tidak adanya lagi batasan geografis, peluang pasar yang begitu
besar terpampang di depan mata harus dapat dimanfaatkan seluas - luasnya.
Peluang pasar yang besar tidak akan berarti apa - apa jika kita tidak dapat
menarik minat dan perhatian mereka terhadap produk dan jasa yang kita tawarkan,
apalagi seiring dengan terbukanya pasar yang luas berarti juga terciptanya
persaingan yang semakin ketat dengan para pesaing yang juga tidak lagi dibatasi
secara geografis. Sehingga kata kunci yang dapat dihasilkan di sini adalah
kenyamanan dan kepuasan pelanggan, dan untuk mencapai itu tidak hanya
tergantung kepada teknologi - infrastruktur, perangkat keras maupun perangkat
lunak - yang canggih semata, namun juga kejelian menerapkan model bisnis yang
tepat untuk target pasar yang tepat serta inovasi yang jeli dan konsisten.
DAFTAR
PUSTAKA
http://syarifahsirtina.blogspot.com/2010/12/perusahaan-digital-e-commerce-dan-e.html
[1] Lihat dari
http://syarifahsirtina.blogspot.com/2010/12/perusahaan-digital-e-commerce-dan-e.html
diakses tanggal 22 april 2012
[2]ibid
[3] Lihat dari http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/evolusi-electronic-business-di-perusahaan/
diakses tanggal 21 april 2012